Kingdom : Animalia
Filum : Nematoda
Kelas : Secernentea
Ordo : Spirurida
Famili : Filariidae
Genus : Loa
Spesies : Loa loa
Adapun vektor dari Loa-loa adalah jenis lalat dari genus Tabanus. Ada dua jenis vektor yang menonjol dari genus Chrysops yakni C. silicea dan C. dimidiata. Spesies hanya terdapat di Afrika dan sering dikenal dengan deerflies atau mangroveflies. Chrysops spp merupakan lalat yang berukuran kecil, panjangnya 5-20 mm, dengan ukuran kepala besar dan betuk mulut yang condong ke bawah. Sayapnya polos atau berbintik cokelat. Mereka merupakan penghisap darah dan biasanya hidup di daerah hutan tropis dan habitat berlumpur seperti, rawa-rawa, sungai, dan waduk. Gigitan lalat Chrysops sangat menyakitkan, dan dapat mengakibatkan bekas gigitan yang lebih parah dari gigitan lalat biasa.
Morfologi Loa-loa
Cacing jantan dewasa Loa loa jauh lebih kecil daripada cacing
dewasa betina. Panjang cacing dewasa jantan adalah sekitar 30-34 mm dan
lebarnya 0,35-0,42 mm. Sementara panjang cacing dewasa betina 40-70 mm
dan lebarnya 0,5 mm. Cacing dewasa hidup dalam jaringan bawah kulit
manusia, di mana mereka kawin dan menghasilkan telur cacing yang disebut
dengan microfilaria. Microfilaria ini memiliki panjang sekitar
250-300μm, lebar sekitar 6-8μm lebar, dan dapat dibedakan morfologisnya
dari filaria lain, karena mereka memiliki pelindung tubuh saperti sarung
dan tubuhnya berisi inti yang meluas sampai ke ujung ekor.
Siklus Hidup Loa-loa
Patologis dan Komplikasi
Gejalanya khas dengan
terbentuknya pembengkakan calabar swelling di sekitar sendi, lengan atas
yang dapat menjadi sebesar telur ayam. Pembengkakan sering kali
didahului oleh rasa gatal dan sakit yang terlokalisasi. Gejala ini
disebabkan reaksi alergi terhadap cacing dewasa yang bermigrasi ke
jaringan subkutan; timbul setelah tiga minggu. Pembengkakan akan
berakhir dalam beberapa hari atau seminggu dan berkurang secara
perlahan-lahan sebagai manifestasi supersensitif hospes terhadap
parasit.
Migrasinya ke jaringan
subkonjungtiva menyebabkan gejala iritis, mata sembab, saikit, pelupuk
mata menjadi bengkak hingga mengganggu penglihatan, tetapi tidak sampai
menimbulkan kebutaan. Aktifitas cacing tampak/dapat dilihat di jaringan
subkonjungtiva, sedangkan mikrofilarianya tidak menimbulkan dampak yang
serius, hanya ditakutkan timbulnya ensefalitis bila cacing masuk ke
otak. Ketika cacing dewasa berpindah melintasi jaringan subkutan dan
juga hidung, akan menyebabkan rasa sakit, serta mengalamai Eosinofilia.
Eosinofilia adalah gejala lain yang
merupakan karakteristik dari Loa-loa. Eosinofilia bukan merupakan suatu
penyakit, tetapi merupakan respon terhadap suatu penyakit. Peningkatan
jumlah eosinofil dalam darah biasanya menunjukkan respon yang tepat
terhadap sel-sel abnormal, parasit, atau bahan-bahan penyebab reaksi
alergi (alergen).
Jika suatu bahan asing masuk ke
dalam tubuh, akan terdeteksi oleh limfosit dan neutrofil, yang akan
melepaskan bahan untuk menarik eosinofil ke daerah ini.Eosinofil
kemudian melepaskan bahan racun yang dapat membunuh parasit dan
menghancurkan sel-sel yang abnormal. 50-70% eosinofilia acap kali
ditemukan pada orang yang terinfeksi Loa-loa, terutama bila terjadi
pembengkakan.Indikator lain adalah peningkatan jumlah serum IgE,
peningkatan antibodi antifilaria, tetapi orang yang terinfeksi
kadang-kadang asimtomatik. Mikrofilaremia tidak selalu muncul.
Komplikasi
Cacing dewasa yang merusak
pembuluh limfe serta mekanisme inflamasi dari tubuh penderita yang
mengakibatkan proliferasi jaringan ikat di sekitar pembuluh. Respon
inflamasi ini juga diduga sebagai penyebab granuloma dan proliferatif
yang mengakibatkan obstruksi limfe secara total. Ketika cacing masih
hidup, pembuluh limfe akan tetap paten, namun ketika cacing sudah mati
akan terjadi reaksi yang memicu timbulnya granuloma dan fibrosis sekitar
limfe. Kemudian akan terjadi obstruksi limfe total karena karakteristik
pembuluh limfe bukanlah membentuk kolateral (seperti pembuluh darah),
namun akan terjadi malfungsi drainase limfe di daerah tersebut.
Daftar obat dan Terapi Untuk
Penyakit Filariasis(Filaria Loa/Cacing Loa-Loa)
Daftar Obat:
Diethylcarbamazine
(DEC) merupakan obat anthelmintic yang tidak menyerupai senyawa
antiparasit lain. Ini adalah senyawa organik sintetis yang sangat
spesifik untuk beberapa parasit dan tidak mengandung unsur logam
beracun.
Berikut nama dagang dari
Diethylkarbamazin:
Hetrazan
Carbilazine
Caricide
Cypip
Ethodryl
Notézine
Spatonin
Filaribits
Banocide Forte
Sistem Kerja dari
Diethylkarbamazin:
Diethylkarbamazin akan
menurunkan aktivitas otot yang mengakibatkan paralysis lalu mengubah
pertahanan microfilaria sehingga mudah dihancurkan
Ivermectin
(22,23-dihydroavermectin B1a + 22,23-dihydroavermectin B1b) adalah
sebuah spektrum luas antiparasit obat.
Ini dijual di bawah nama merek
Stromectol di Amerika Serikat, Mectizan di Kanada oleh Merck dan
Ivexterm di Meksiko oleh Valeant Farmasi Internasional.
Sistem kerja dari Ivermektin yaitu mengubah
kadar klorida yang menyebar pada tubuh cacing sehingga cacing mengalami
paralysis dan mati. Lengkapnya:
Sistem
kerja Ivermectin
Ivermectin dan avermectins
(insektisida yang paling sering digunakan di rumah-menggunakan umpan
semut) adalah macrocyclic lactones berasal dari bakteri Streptomyces
avermitilis. Ivermectin membunuh dengan mengganggu sistem saraf dan
fungsi otot, khususnya dengan meningkatkan penghambatan neurotransmisi.
Obat mengikat dan mengaktifkan
glutamat-gated saluran klorida (GluCls) [9]. Invertebrata-GluCls adalah
anggota spesifik Cys keluarga loop terjaga keamanannya ligan-saluran ion
hadir dalam neuron dan myocytes.
Struktur
dan ciri-ciri Ivermektin:
(Albendazole) (Zentel)
Albendazole, dipasarkan sebagai Albenza,
Eskazole, dan Zentel, adalah anggota dari benzimidazole senyawa
digunakan sebagai obat yang diindikasikan untuk pengobatan berbagai
infestasi cacing. Meskipun penggunaan ini tersebar luas di Amerika
Serikat, US Food and Drug Administration (FDA) belum disetujui
Albendazole untuk indikasi ini. Hal ini dipasarkan oleh GlaxoSmithKline.
Cara kerja dari Albendazol:
Sebagai vermicidal, Albendazole
degeneratif menyebabkan perubahan dalam usus tegument dan sel-sel dari
worm dengan cara mengikat ke colchicine-situs sensitif tubulin, sehingga
menghambat para polimerisasi atau perakitan ke dalam mikrotubulus.
Hilangnya mikrotubulus sitoplasma menyebabkan gangguan pengambilan
glukosa oleh larva dan dewasa tahap rentan parasit, dan menguras toko
glikogen mereka. Degeneratif perubahan dalam retikulum endoplasma,
mitokondria dari lapisan germinal, dan kemudian pelepasan lisosom
mengakibatkan penurunan produksi adenosin trifosfat (ATP), yang
merupakan energi yang diperlukan untuk kelangsungan hidup cacing. Karena
produksi energi berkurang, parasit ini bisa bergerak dan akhirnya mati.
Albendazole juga telah terbukti
dapat menghambat enzim Fumarat reduktase, yang adalah cacing-spesifik.
Tindakan ini dapat dianggap sekunder untuk efek pada mikrotubulus karena
penurunan penyerapan glukosa. Tindakan ini terjadi di hadapan
mengurangi jumlah nikotinamida-adenin dinukleotida dalam bentuk
pengurangan (NADH), yang merupakan koenzim selular terlibat dalam banyak
reaksi oksidasi-reduksi.
Albendazole memiliki efek
larvicidal di necatoriasis dan efek ovicidal Askariasis,
ancylostomiasis, dan trichuriasis
0 komentar:
Posting Komentar