1) Sebelum memulai prosedur, pastikan bahwa label wadah specimen diisi, pastikan bahwa preparat diberi label yang menulis tanggal dan nama serta nomor identitas wanita.
2) Gunakan sarung tangan.
3) Insersi spekulum dengan ukuran tepat, visualisasi serviks, fiksasi speculum untuk memperoleh pajanan yang diperoleh. Pastikan secara cermat membuang setiap materi yang menghalangi visualisasi serviks/ mengganggu studi sitologi.
4) Salah satu dari 4 metode pengumpulan spesimen berikut untuk apusan pap dapat digunakan :
- Tempatkan bagian panjang ujung spatula kayu yang ujungnya sedikit runcing/ pengerik plastic mengenai dan masuk ke dalam mulut eksterna serviks dan tekan. Ambil spesimen kanalis servikalis dengan memutar spatula satu lingkaran penuh
- Ujung kapas aplikator berujung kapas dilembabkan dengan normal saline, insersi aplikator tersebut ke dalam saluran serviks 2 cm dan putar 3600.
- Insersi alat gosok sepanjang 1-2 cm ke dalam saluran serviks dan putar 90-1800.
- Gunakan kombinasi metode untuk metode memasukkan spatula.
- Sebarkan sel-sel pada preparat yang sudah diberi label. Apabila sel-sel dikumpulkan pada spatula kayu, tempatkan satu sisi diatas dekat label diatas setengah bagian atas preparat dan usap 1 kali sampai ke ujung preparat. Kemudian balikkan spatula dan tempatkan sisi datar lain dekat label pada setengah bagian bawah preparat dan usap satu kali sampai ujung preparat.
- Segera semprot preparat dengan bahan fiksasi/ masukkan bahan tersebut didalam tabung berisi larutan fiksasi.(Helen Varney, 2007).
- Bila fasilitas pewarnaan jauh dari tempat praktek sederhana, dapat dimasukkan dalam amplop/pembungkus yang dapat menjamin kaca sediaan tidak pecah. Dengan pengambilan sediaan yang baik, fiksasi dan pewarnaan sediaan baik serta pengamatan mikroskopik yang cermat, merupakan langkah yang memadai dalam menegakkan diagnosis. (Ramli,dkk, 2000).
2.2.7 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Pemeriksaan Pap Smear
Faktor – faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan Pap Smear yaitu perubahan sel – sel abnormal pada mulut rahim yang akhirnya dapat terjadi kanker serviks antara lain :
1) Waktu pengambilan minimal 2 minggu setelah menstruasi dimulai dan sebelum menstruasi berikutnya.
2) Berikan informasi sejujurnya kepada petugas kesehatan tentang riwayat kesehatan dan penyakit yang pernah diderita
3) Hubungan intim tidak boleh dilakukan dalam 24 jam sebelum pengambilan bahan pemeriksaan.
4) Pembilasan vagina dengan macam-macam cairan kimia tidak boleh dikerjakan dalam 24 jam sebelumnya.
5) Hindari pemakaian obat-obatan yang dimasukkan ke dalam vagina 48 jam sebelum pemeriksaan.
6) Bila anda sedang minum obat tertentu, informasikan kepada petugas kesehatan, karena ada beberapa jenis obat yang dapat mempengaruhi hasil analisis sel.
(Republika. C, 2007).
1) Umur
Perubahan sel-sel abnormal pada mulut rahim paling sering ditemukan pada usia 35-55 tahun dan memiliki risiko 2-3 kali lipat untuk menderita kanker mulut rahim (serviks). Semakin tua umur seseorang akan mengalami proses kemunduran, sebenarnya proses kemunduran itu tidak terjadi pada suatu alat saja tetapi pada seluruh organ tubuh. Semua bagian tubuh mengalami kemunduran, sehingga pada usia lanjut lebih lama kemungkinan jatuh sakit, misalnya terkena sakit/mudah mengalami infeksi (Andrijono, 2008).
2) Paritas
Paritas adalah seorang wanita yang sudah pernah melahirkan bayi yang dapat hidup atau viable. Paritas dengan jumlah anak lebih dari 2 orang atau jarak persalinan terlampau dekat mempunyai risiko yang lebih besar terhadap timbulnya perubahan sel-sel abnormal pada mulut rahim.
Jika jumlah anak yang dilahirkan pervaginam banyak dapat menyebabkan terjadinya perubahan sel abnormal dari epitel pada mulut rahim yang dapat berkembang menjadi keganasan (IBG Manuaba, 1999).
3) Sosial ekonomi
Golongan social ekonomi yang rendah sering kali terjadi keganasan pada sel – sel mulut rahim, hal ini dikarenakan ketidakmampuan
melakukan Pap Smear secara rutin (Andrijono, 2008).
4) Usia wanita saat menikah
Usia menikah <21 tahun mempunyai risiko lebih besar mengalami perubahan sel-sel mulut rahim. Hal ini karena pada saat usia muda sel-sel rahim masih belum matang. Maka sel – sel tersebut tidak rentan terhadap zat – zat kimia yang dibawa oleh sperma dan segala macam perubahannya. Jika belum matang, bisa saja ketika ada rangsangan sel yang tumbuh tidak seimbang dengan sel yang mati, sehingga kelebihan sel ini bisa berubah sifat menjadi sel kanker (Karen Evennett, 2003)
2.2.7.7 Faktor perilaku
1) Berganti-ganti pasangan Pasangan seksual yang berganti – ganti juga memperbesar risiko kemungkinan terjadinya kanker leher rahim. Bisa saja salah satu pasangan seksual membawa virus HPV yang mengubah sel-sel di permukaan mukosa hingga membelah menjadi lebih banyak yang akan mengarah ke keganasan leher rahim (Nugroho. K, 2007)
2) Hygiene alat Genetalia
Terlalu sering menngunakan antiseptik untuk mencuci vagina juga ditengarai dapat memicu kanker serviks. Oleh sebab itu, hindari terlalu sering mencuci vagina dengan antiseptic karena cuci vagina dapat menyebabkan iritasi di serviks. Iritasi ini akan merangsang terjadinya perubahan sel yang akhirnya berubah menjadi kanker. ( Rieke. P, 2006 ).
0 komentar:
Posting Komentar