Perencanaan makan, olahraga serta
usaha menurunkan berat badan adalah dasar dari bagaimana penderita diabetes
millitus menghadapi penyakitnya. Tanpa perencanaan makan dan kedisiplinan
menjalani misalnya, mustahil kiranya penderita dapat mengatasi penyakitnya.
Bahkan diabetes millitus yang masih dalam tahap ringan dapat
ditanggulangi/disembuhkan hanya dengan pola makan saja. Bila seluruh usaha
diatas telah dijalankan dengan baik tetapi kadar gula darah masih belum berada
pada batas normal, barulah penderita memerlukan obat.
Obat untuk penderita diabetes
mellitus dikenal sebagai obat hipoglikemik atau obat penurun kadar glukosa
dalam darah. Walaupun efektif dan mudah dipakai, penggunaan obat ini harus
sesuai dosis atau berdasarkan petunjuk dokter. Bila dosis terlalu rendah
komplikasi kronis akan muncul lebih dini. Sedang dosis yang berlebih atau cara
pemakaian yang salah dapat menimbulkan hipoglikemia.
Obat hipoglikemik ada dua macam.
Yaitu berupa suntikan dan berupa tablet. Untuk sebagian orang, istilah obat
sendiri memang sudah ditinggalkan. Karena tidak ada obat yang dapat
menyembuhkan diabetes millitus. Penyembuhan hanya bisa bila disertai sikap
hidup -perencanaan makan yang benar. Ada 2 golongan obat hipoglikemik oral
yaitu golongan sulfonilurea dan biguanid.
Pengobatan Medis
Yang dimaksud pengobatan medis
adalah pengobatan dengan disiplin kedokteran. Obat medis dapat dibagi dalam
beberapa golongan:
SULFONILUREA Golongan ini dapat menurunkan kadar glukosa darah yang
tinggi dengan cara merangsang keluarnya insulin dari sel b Pankreas. Dengan
demikian bila pankreas sudah rusak dan tidak dapat memproduksi insulin lagi
maka obat ini tidak dapat digunakan. Karena itu obat ini tidak berguna bagi
penderita diabetes millitus tipe I. Namun, akan berkhasiat bila diberikan pada
pasien diabetes millitus tipe II yang mempunyai berat badan normal.Penggunaan
obat golongan sulfonilurea pada yang gemuk dan obesitas harus hati-hati. Karena
mungkin kadar insulin dalam darah sudah tinggi (hiperinsulinemia). Hanya saja
insulin yang ada tidak dapat bekerja secara efektif. Pada penderita diabetes
mellitus dengan obesitas, pemberian obat golongan ini akan memacu pankreas
mengeluarkan insulin lebih banyak lagi. Akibatnya keadaan hiperinsulmnemia
menjadi lebih tinggi. Ini berbahaya karena dapat menimbulkan berbagai macam
penyakit.
BIGUANID Obat golongan biguanid bekerja dengan cara meningkatkan
kepekaan tubuh terhadap insulin yang diproduksi oleh tubuh sendiri. Obat ini
tidak merangsang peningkatan produksi insulin sehingga pemakaian tunggal tidak
menyebabkan hipoglikemia.Obat golongan biguanid dianjurkan sebagai obat tunggal
pada penderita diabetes mellitus dengan obesitas (BBR> 120%). Untuk
penderita diabetes mellitus yang gemuk (BBR> 110%) pemakaiannya dapat
dikombinasikan dengan obat golongan sulfonilunea.Efek samping yang sering
terjadi dari pemakaian obat golongan biguanid adalah gangguan saluran cerna
pada hari-hari pertama pengobatan. Untuk menghindarinya, disarankan dengan
dosis rendah dan diminum saat makan atau sesaat sebelum makan. Wanita hamil dan
menyusui tidak dianjurkan memakai obat golongan ini.
ACARBOSE Acarbose bekerja dengan cara memperlambat proses pencernaan karbohidrat menjadi glukosa. Dengan demikian kadar glukosa darah setelah makan tidak meningkat tajam. Sisa karbohidrat yang tidak tercerna akan dimanfaatkan oleh bakteri di usus besar, dan ini menyebabkan perut menjadi kembung, sering buang angin, diare, dan sakit perut.Pemakaian obat ini bisa dikombinasi dengan obat golongan sulfonilurea atau insulin, tetapi bila terjadi efek hipoglikemia hanya dapat diatasi dengan gula murni yaitu glukosa atau dextrose. Gula pasir tidak bermanfaat.Acarbose hanya mempengaruhi kadar gula darah sewaktu makan dan tidak mempengaruhi setelah itu. Obat ini tidak diberikan pada penderita dengan usia kurang dan 18 tahun, gangguan pencernaan kronis, maupun wanita hamil dan menyusui. Acarbose efektif pada pasien yang banyak makan karbohidrat dan kadar gula darah puasa lebih dari 180 mg/dl.
INSULIN Insulin diinjeksikan sebagai obat untuk menutupi kekurangan
insulin tubuh (endogen) karena kelenjar sel b pankreas tidak dapat mencukupi
kebutuhan yang ada. Pengobatan dengan insulin berdasarkan kondisi masing-masing
penderita dan hanya dokter yang berkompeten memilih jenis serta dosisnya. Untuk
itu insulin digunakan pada pasien diabetes millitus tipe I. Penderita golongan
ini harus mampu meyuntik insulin sendiri.
Untuk sebagian penderita diabetes
millitus tipe II, juga membutuhkan pemakaian insulin. Indikasi berikut
menunjukkan bahwa penderita perlu menggunakan insulin.
- Kencing manis dengan komplikasi akut seperti misalnya ganggren.
- Ketoasidosis dan koma lain pada penderita.
- Kencing manis pada kehamilan yang tidak terkendali dengan perencanaan makan.
- Berat badan penderita menurun cepat.
- Penyakit diabetes mellitus yang tidak berhasil dikelola dengan tablet hipoglikemik dosis maksimal.
- Penyakit disertai gangguan fungsi hati dan ginjal yang berat.
Ada berbagai
jenis insulin, yaitu Insulin Kerja Cepat (Short acting insuline), Insulin Kerja
Sedang (Intermediate acting insuline) dan Insulin Premiks (Premixing insuline)
yang merupakan campuran Short acting insuline dan Intermediate acting insuline.
Ada juga insulin yang memiliki daya kerja 24 jam (Long acting insuline).
Pengobatan Tradisional
Pengobatan tradisional, pengobatan
dengan menggunakan bahan dari tanaman berkhasiat obat sudah dikenal sejak
ribuan tahun yang lalu. Secara umum paham ini disebut herbalisme, yaitu satu
usaha memperbaiki fungsi tubuh dengan menggunakan bahan tumbuh-tumbuhan, baik
berasal dari satu tumbuhan ataupun dari ramuan beberapa tumbuhan. Dalam
herbalisme ada prinsip dasar, yaitu menggunakan tumbuhan secara utuh. Jadi
bukan mengambil zat yang bermanfaat untuk penyakit tertentu saja atau bahkan
meggunakan campuran-campuran bahan sintetik. Pembuatan obat tradisional ini
cukup sederhana, sehingga siapa saja yang mau mempelajarinya tentu dapat
mengolahnya.
Antara Pengobatan
Medis dan Pengobatan Tradisional
Ada perbedaan antara pengobatan
tradisional dengan pengobatan secara medis (ilmu kedokteran modern). Pengobatan
medis sifatnya menghancurkan. Untuk itu reaksi yang didapat biasanya cepat
terasa. Sedangkan obat tradisional sifatnya membangun. Reaksi yang ada cukup
lambat.
Hal di atas memang sesuai dengan
prinsip dasar pengobatan medis dan herbalisme. Pengobatan tradisional berpegang
pada keseimbangan fungsi organ tubuh secara alami. Sehingga ia tidak hanya
mengobati atau menghilangkan gejala satu penyakit, tetapi berusaha
mengembalikan fungsi tubuh hingga menjadi seimbang kembali. Pengobatan
tradisional biasanya kurang cocok untuk hal-hal yang sifatnya harus cepat
penanganannya, misalnya untuk infeksi akut. Sebaliknya pengobatan tradisional
sangat bagus untuk penyakit-penyakit kronis yang bahkan tidak sanggup lagi
diobati dengan cara medis.
Pada dasarnya tubuh kita mempunyai
kemampuan yang luar biasa untuk menyembuhkan penyakit. Timbulnya satu penyakit
sendiri dimengerti karena fungsi tubuh menjadi tidak seimbang. Ketidak
seimbangan ini disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari faktor lingkungan,
fisik, emosi/kejiwaan, juga faktor sosial misalnya perubahan kebiasaan makan,
dsb. Jadi bila terdapat satu gangguan di tingkat sel atau disfungsi di satu
bagian tubuh, maka hal ini akan menyebabkan ketidak seimbangan dibagian lain.
Apabila tubuh kita tidak dapat mengatasi hal ini, maka akan timbul satu
penyakit. Penyakit itu sendiri akhirnya menrupakan disfungsi dari satu bagian
tubuh yang akan menimbulkan ketidak seimbangan dibagian yang lain. Demikian
seterusnya. Contoh kejadian ini bisa kita lihat dengan jelas pada komplikasi
yang disebabkan oleh diabetes millitus (baca halaman komplikasi).
Dalam herbalisme dikenal satu
istilah reaksi balik atau tindak balas. Tindak balas ini berhubungan langsung
dengan sistem kekebalan tubuh. Dalam tindak balas ini sistem kekebalan tubuh
kita membuang zat-zat atau sisa produk (racun) yang tidak dibutuhkan oleh
tubuh. Jadi dalam tindak balas terjadi satu proses detoksifikasi. Tindak balas
ini sangat berbeda dengan apa yang dalam ilmu kedokteran disebut disease
crisis. Disease crisis terjadi karena tubuh tidak sanggup menghadapi satu
penyakit atau zat-zat yang dianggap racun oleh tubuh termasuk bahan-bahan kimia
dari obat-obatan medis. Oleh sebab itulah dalam ilmu kedokteran selalu
ditekankan adanya efek sampingan.
1 komentar:
terjumpa info ni, pasal kencing manis… sharing is caring :) - Video/Gambar Potong Kaki Kerana Kencing Manis
Posting Komentar